Aku menyukai aksara dan puisi, sebab aksara dan puisi tak pernah membiarkanku mencintaimu sendiri.
Senin, 29 April 2019
Aku Tak Pernah Ingin Membuatmu Marah
Aku tak pernah ingin membuatmu marah. Aku pernah begitu takut dan ringkih melihat nyalak matamu yang berapi-api, atau mulutmu tanpa sengaja mengeluarkan kata-kata yang membuatku sakit hati. Saat itu, aku berujar pada hatiku sendiri bahwa aku tak boleh membuatmu marah lagi. Aku tak ingin melihat sorot mata penuh kebencian darimu yang menyiratkan seolah aku tak pantas berada di hadapanmu untuk kedua kali. Aku kehilangan dirimu yang mencintaiku saat itu.
Aku tak pernah ingin membuatmu marah. Membiarkanmu larut dalam kedengkian-kedengkian akibat prasangka yang datang silih berganti. Membakar segenap perasaan cinta yang selama ini terjaga. Mengasingkan sosokku yang ada di hadapanmu seperti seseorang yang tak pernah kau kenal. Aku kehilangan kau yang menyayangiku saat itu.
Aku tak pernah ingin membuatmu marah. Tapi suatu kali, aku tak selalu bisa menahan kekeliruan dan kesalahan. Melakukan tindak tanduk bodoh yang akhirnya membuatmu jenuh dan muak. Menjadi perempuan paling menjengkelkan yang membuatmu muntab. Hingga pada akhirnya, masa itu datang lagi. Suatu fase ketika kau akhirnya memutuskan untuk benar-benar marah. Aku kehilangan aku yang sudah berjanji saat itu.
Aku tak pernah ingin membuatmu marah. Mengangankan kau untuk tetap mesra dan baik-baik saja. Tapi siapa sangka, aku yang pernah berjanji ini, nyatanya tak selalu mampu memenuhi ucapannya. Maka pada saat kau marah, -sebenarnya-tiada yang paling menyesal selain diriku sendiri. Sebab aku telah gagal berupaya untuk bisa menjadi seseorang yang selalu menyenangkan dan menenangkanmu.
Tapi, percayalah. Pada setiap kekurangan dan keterbatasanku. Aku tak pernah ingin membuatmu marah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar