Rabu, 04 September 2019

Percayalah.

aku mengenal seorang perempuan yang merasa kebahagiaan yang paling bahagia adalah ketika sepasang kekasih yang saling mencintai dengan tulus dan sederhana. 
aku mengenal seorang perempuan yang di dalam dadanya, rindu-rindu meletup serupa kembang api. tiap malam dihitungnya air mata, ia terbangkan pula doa-doa, meminta semesta menjaga orang yang ia cinta jauh di luar dekapannya.
ada banyak rindu yang tak ia kirimkan karena takut mengganggu, lebih banyak lagi rindu yang ia kirimkan tapi justru kembali mengetuk pintu.
sampai ia lelah. lalu ia berkelana ke pasar-pasar, menjajakan rindu yang begitu besar.
ia akan membagi apapun yang ia ingin bagi. termasuk rindu yang tak habis-habis membuat dadanya nyeri. ia akan menjual apapun yang bisa ia jual, termasuk rindu yang tak sudah-sudah membuat dadanya kesal. 

ia membeli kebahagiaan di sepanjang perjalanan dengan sabar dan syukur sebab dalam hati dan fikirannya sudah terlalu banyak kesedihan yang merimbun. 
ia percaya tidak ada orang lain yang mampu menyelamatkanya termasuk beberapa orang yang mencintainya. 
ia tetap berjalan, menjajankan kepingan kecewa yang tak akan pernah habis itu dengan kekuatan dan kebahagiaan yang sederhana. sebab yang ia tau orang yang sempat dicintainya sepenuh hati sudah bahagia. kini perempuan itu menjadi  teduh, tadah bagi dirinya sendiri untuk segala yang tak sudi sudah diseduh sedih itu,

Percayalah, perempuan itu adalah aku.