Aku menyukai aksara dan puisi, sebab aksara dan puisi tak pernah membiarkanku mencintaimu sendiri.
Sabtu, 18 Juni 2016
Kisah Langit, Laut, dan Awan Hitam
Aku langit.
Kamu Laut.
Dan ia adalah awan hitam.
Aku langit yang mencintai laut dengan saling sewarna. jika laut biru langitpun juga biru, pun sebaliknya, jika warnaku jingga lautpun juga jingga. Setiap senja ia bisikan kebahagiaan begitu mesra hingga membuat wajahku merona.
Namun suatu hari tiba-tiba awan hitam datang dengan raut wajah senang. membuat langit dan laut tidak bisa saling memandang dan bermesra-mesraan. Awan hitam diam-diam menjalin hubungan dengan laut melalui rintikan hujan di saat petang. Mereka berpelukan di belakang langit yang cemas dan gusar.
Namun langit tetap betah dan tabah mencintai laut.
Setiap hari ia berdoa dengan harap dan ingin. lalu tuhan mengabulkannya lewat angin.
Sebab langit paham selain air dan udara sesuatu yang tidak dapat di lukai adalah doa.
Dengan kesabaran langit, akhirnya angin meniup awan hitam yg menghalang. lalu laut dapat kembali melihat langit dengan raut wajah riang. sebab rindu yang sekian lama belukar kini akirnya kembali dipertemukan.
Laut meminta maaf kepada langit karena telah menghianatinya dengan awan hitam. langit kesal, namun langit berfikir ulang.
"untuk apa membenci, untuk apa pergi jika memaafkan dan berfikir baik lebih dapat menentramkan hati." guman langit dalam hati.
Lalu dengan ketulusan hati, langit memaafkan kesalahan laut. Langit tak peduli jika awan hitam kembali lagi. Sebab kesetiaan sudah lama ia simpan dengan rapi. Lantas berharap semoga semesta mengamini.
NB : tunggu kisah selanjutnya, ya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar