Aku mulai mengerti bahwa mimpi itu ternyata rapuh. Ia bisa retak meski
hanya karena tatapan sinis dari mereka. Ia pun bisa hancur oleh
tertawaan dan olokan orang-orang dari sisi yang berbeda.
Padahal
sebenarnya mereka tertawa karena mereka tak paham, kebanyakan yang tak
menghargai adalah mereka yang tak mengerti. Yang jelas, mereka bahkan
takkan mampu untuk sekedar menyamai.
Ah, tak bermaksud untuk
meninggi. Hanya ingin menertawakan balik mereka untuk hal kecil yang
mereka tak mengerti. Sungguh, hanya ingin tertawa sebentar, lalu
melangkah pergi.
Karena aku hanya perlu berjalan lebih jauh dan
melangkah lebih pasti tanpa perlu berhenti lagi. Sebab nyatanya aku
beruntung, aku dikelilingi oleh lingkungan yang mendukung. Oleh kalian
yang membuat langkah ini tak menepi, meski tak tahu kapan akan berujung.
Aku
pun mulai menikmati tiap hentakan yang terjejaki, pada sebuah euforia
tanpa henti, tanpa melupakan syukur kepada Sang Pemilik Hati.
Namun
pada akhirnya, terimakasihku tetap untuk dua sisi. Untuk dukungan
kalian yang membuatku kuat, dan untuk tertawaan mereka yang membuat
langkahku semakin cepat. Terimakasih, kalian dan mereka sungguh hebat. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar